Sejak awal tahun ini, dunia peternakan Indonesia kembali menghadapi tantangan serius berupa kenaikan harga pakan ternak. Pakan yang menjadi komponen terbesar sekitar 60 s/d 70% dari biaya produksi mengalami lonjakan harga akibat fluktuasi bahan baku impor seperti jagung dan bungkil kedelai. Hal ini langsung berdampak pada peternak unggas, sapi, maupun ikan, terutama peternak kecil yang modalnya terbatas.

Setelah dilantik, Menteri Ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa stabilisasi harga pakan akan menjadi salah satu fokus utama pemerintah karena sektor ini menyangkut ketahanan pangan nasional.


Penyebab Tekanan Harga Pakan

  1. Kenaikan Harga Jagung
    Produksi jagung dalam negeri belum sepenuhnya mampu menutup kebutuhan industri pakan, sehingga masih ada ketergantungan pada impor. Harga jagung global yang naik akibat cuaca ekstrem di negara produsen memicu efek domino ke pasar domestik.

  2. Kurs Rupiah Terhadap Dolar
    Pelemahan rupiah membuat harga impor bahan baku lebih mahal. Industri pakan harus menanggung tambahan biaya yang akhirnya dibebankan ke peternak.

  3. Distribusi dan Rantai Pasok
    Ketidakseimbangan distribusi jagung antar daerah membuat harga di sentra peternakan (misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera) melonjak tajam.


Dampak ke Peternak

  • Peternak unggas: biaya produksi telur dan daging ayam naik, margin keuntungan semakin tipis.

  • Peternak sapi perah: biaya pakan konsentrat meningkat, berpotensi menekan produksi susu.

  • Peternak ikan: pakan ikan ikut terdampak karena bahan baku seperti bungkil kedelai naik.

Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat memicu kenaikan harga protein hewani di pasar dan berimbas langsung pada daya beli masyarakat.


Rencana Strategi Pemerintah di Era Purbaya

Pak Purbaya bersama tim ekonomi sedang merencanakan beberapa langkah konkrit untuk menstabilkan harga pakan, antara lain:

  1. Subsidi Jagung untuk Peternak Kecil
    Pemerintah berencana menyalurkan jagung pakan dengan harga subsidi, terutama untuk peternak unggas rakyat.

  2. Diversifikasi Bahan Pakan Lokal
    Dorongan penggunaan alternatif bahan pakan lokal seperti singkong, sorgum, dan dedak padi agar tidak bergantung pada impor.

  3. Penguatan Cadangan Pakan Nasional
    Rencana penyusunan regulasi mengenai cadangan pakan strategis, mirip dengan beras, untuk mengantisipasi lonjakan harga mendadak.

  4. Digitalisasi Rantai Pasok
    Kajian implementasi sistem monitoring berbasis digital untuk memetakan distribusi bahan baku pakan secara real-time.

  5. Kerjasama Antar Kementerian
    Kolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan Perdagangan dalam menjaga ketersediaan bahan baku serta menekan biaya logistik.


Harapan Peternak

Para pelaku usaha berharap rencana ini segera diwujudkan dan tidak hanya sebatas konsep. Transparansi distribusi jagung subsidi, pengawasan harga, dan pendampingan langsung ke peternak menjadi kunci keberhasilan.


Kesimpulan

Tekanan harga pakan ternak saat ini merupakan ujian besar bagi pemerintah baru. Dengan strategi yang sedang direncanakan, diharapkan sektor peternakan tetap produktif, harga pangan hewani terkendali, dan kesejahteraan peternak terjaga.

Era kepemimpinan Menteri Ekonomi Purbaya dapat menjadi momentum penting untuk membangun ketahanan pakan sebagai pondasi ketahanan pangan nasional.