a. Pertumbuhan Produksi & Penerapan Teknologi

Produksi daging sapi Indonesia menunjukkan tren positif: pada tahun 2022 mencapai sekitar 650.000 ton, dengan Jawa Timur menyumbang sekitar 30 % dari total gematani.id. Ayam juga terus meningkat, dengan Jawa Barat menjadi salah satu sentra utama gematani.id.

Peternak kini semakin mengadopsi teknologi modern:

  • Aplikasi AI untuk memantau kesehatan ternak, seperti yang digunakan di Sulawesi Selatan.

  • Pakan fermentasi diterapkan di Sumatera Barat untuk mempercepat pertumbuhan hewan gematani.id.
    Upaya digitalisasi turut mendukung sektor ini lewat e-commerce, fintech, dan agtech, yang membuka akses pasar, modal, serta layanan seperti konsultasi edukasi, monitoring, dan prediksi produksi efarmuntukindonesia.id.

b. Tantangan yang Masih Dihadapi

  • Penyakit hewan, khususnya PMK, pernah menurunkan produksi hingga 10 %. Pemerintah merespons dengan program vaksinasi massal dan penguatkan biosekuriti gematani.id.

  • Produktivitas yang rendah, ketergantungan impor, dan keterbatasan akses modal serta informasi menjadi hambatan utama efarmuntukindonesia.id.

 

2. Dukungan dan Fasilitas Pemerintah Menuju 2026

a. Vaksinasi & Infrastruktur Kesehatan Hewan

Pemerintah meluncurkan vaksinasi massal untuk mengendalikan PMK, dengan alokasi mencapai 4 juta dosis vaksin, prioritas di daerah dengan kasus tinggi seperti Pulau Jawa Reuters.
Pada 2025, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), difokuskan pembangunan dan renovasi Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) serta percepatan perizinan sertifikasi kompartemen dan audit daerah bbptusapiperah.ditjenpkh.pertanian.go.id.

b. Program P2SDN & Impor Ternak

Program Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) menargetkan suplai 0,77 juta ton daging dan 4,7 juta ton susu antara 2025–2029. Target ini dicapai dengan produksi dalam negeri dan impor sapi hidup.
Dari 2025 hingga 2029, 200 ribu ekor sapi akan diimpor setiap tahun dari negara-negara seperti Australia, Brazil, dan Kanada, selaras dengan rehabilitasi genetik melalui sapi Girolando yang adaptif untuk iklim tropis bpmsph2.ditjenpkh.pertanian.go.id.

c. Teknologi Reproduksi & Swasembada Sapi

Program seperti Upsus Siwab, yang meliputi inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE), terus digencarkan untuk mempercepat perbaikan genetik dan populasi ternak. Pemerintah menargetkan program swasembada sapi pada tahun 2026, dengan penguatan teknologi reproduksi sebagai pondasinya Republika Online.

d. Kolaborasi Internasional & Orientasi Pasar

Pemerintah menggandeng organisasi internasional seperti Australia (AIHSP), Inggris (Fleming Fund), FAO, dan WOAH untuk memperkuat praktik peternakan (Good Farming Practice), standar keamanan pangan (NKV), serta produksi pakan dan susu. Komitmen investor meliputi impor lebih dari 1 juta ekor sapi perah untuk mendukung program nasional seperti Makan Bergizi Gratis ditjenpkh.pertanian.go.id.

e. Prospek Ekonomi & Konsumsi Domestik

Pada 2025, optimism tumbuh bahwa sektor peternakan akan berkembang positif seiring pemulihan daya beli masyarakat dan implementasi program seperti Makan Bergizi Gratis, yang diyakini bakal meningkatkan konsumsi daging nasional Investor.id. Hal ini didasari oleh konsumsi per kapita saat ini yang masih relatif rendah, sehingga potensi pasar masih besar Investor.id.

 

3. Ringkasan: PETA 2026 Sebagai Target

Fokus Utama Target / Langkah Strategis
Produksi & Pasar P2SDN: 0,77 juta ton daging & 4,7 juta ton susu
Imunisasi Hewan 4 juta dosis vaksin PMK; penguatan Puskeswan & perizinan
Populasi Ternak Impor 200k sapi/tahun (2025–2029) + reproduksi modern
Genetik Unggul Transfer embrio, IB untuk swasembada sapi 2026
Kolaborasi Global Hibah & bantuan teknologi dengan FAO, Australia, WOAH
Optimisme Pasar Dorongan konsumsi lewat program Makan Bergizi Gratis

ini menunjukkan betapa seriusnya upaya pemerintah dalam memperkuat sektor peternakan. Mulai dari vaksinasi massal hingga teknologi reproduksi canggih, serta kolaborasi internasional—semuanya dirancang untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak pada tahun 2026.